Sabtu, 14 Februari 2009

Pembuatan komik/ Manga - Tenaga Artistik

Ceritanya dibuat agak kompleks dan lebih menarik. Komik yang dikeluarkan ada yang hanya terdiri dari beberapa judul saja, dan pengarangnya tak ada batas waktu buat menyelesaikannya, menamatkan cerita itu maksudnya. Malahan, kalau kehabisan cerita, ia tak perlu melanjutkannya, contoh yang terbit di Indonesia adalah

flash of wind yang baru dilanjutkan lagi setelah terhenti beberapa tahun. Tetapi, ada juga yang terbit secara rutin. Dapat bertahan selama bertahun-tahun, contohnya detektif conan (Sejak masih SMP sekarang semester 8 kuliah belum kelar juga) . Perusahaan komik macam ini dapat berubah menjadi sebuah industri. Tak seperti komik strip, pembuatan komik ini membutuhkan pekerjaan yang intensif dan rnembutuhkan banyak waktu dan tenaga. Jika dalam komik strip hanya dibutuhkan seorang atau dua orang, maka komik jenis ini membutuhkan lebih banyak lagi pekerja. Pertama adalah penulis. Kedua, tenaga artistik. Tenaga artistik ini terdiri dari pembuat sket, pemberi tinta, pemberi warna jika dibutuhkan. Ketiga, tenaga editor alias penyunting. Dalam haI ini, penulis belum tentu merupakan penggagas cerita. Kadang penulls hanya menerjemahkan suatu ide seseorang. Penulis juga tidak memegang hak mutlak cerita yang dibuatnya. Bahkan cerita asli yang dibuat dapat diubah-ubah oleh tim pembuat komik tersebut. Jadi dalam hal ini, penulis dapat dikata kan bertugas sebagai penulis naskah. Yang bertugas sebagai sutradara” di sini adalah para penggambar sket. Kadang para penggambar ini lebih dari satu orang. Mereka mempunyai hak untuk menerjemahkan naskah tadi ke bentuk visual. Tentu sesuai dengan imajinasi dan sudut pandang mereka untuk menghidupkan naskah tadi dalam komik. Si sutradara juga dibantu oleh sejumlah asistennya
...

Tidak ada komentar: