Senin, 27 April 2009

Avatar the legend of aang

Dari namanya saja, Avatar banyak meminjam dari seni budaya dan mitologi Asia. Selain itu, Avatar juga mencampur filosopi, bahasa, agama, seni bela diri, pakaian, dan budaya dari negara-negara Asia seperti misalnya China, Jepang, Mongolia, Korea, India, dan Tibet. Penampilan Suku Air kelihatannya dipengaruhi oleh budaya

Inuit. Secara gamblang dapat ditemukan pengaruh dari seni dan sejarah China, anime Jepang, Hinduisme, Taoisme, Buddhisme, dan Yoga. Hal itu tentu bisa terwujud karena adanya peran seorang konsultan budaya dalam produksi animasi ini. Yang unik adalah dalam cerita, Aang dianggap sebagai Sang Avatar saat dilakukan pengujian dengan memilih empat mainan diantara ribuan mainan yang ada. Empat mainan tersebut adalah mainan yang sama dengan yang dipilih oleh para Avatar dari generasi sebelumnya ketika masih kecil, dan membuktikan bahwa Aang adalah reinkarnasi dari Avatar. Ini merupakan ujian yang mirip dengan yang dilakukan oleh anak-anak Buddha di Tibet untuk menguji apakah ia merupakan reinkarnasi Tulku Lama.
Secara umum, film animasi ini merupakan film animasi yang memiliki nilai budaya Asia yang cukup kental. Jalan ceritanya sangat menarik dan mengedepankan nilai-nilai ketimuran, meskipun masih ada kesan ‘western’ yang tertangkap. Meskipun atribut-atribut yang timbul sangat ‘oriental’, namun perlu ditekankan pula bahwa bagaimanapun animasi ini hanyalah sebuah fiksi yang bernafas Asia.

Tidak ada komentar: